Financeroll -
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)
diperkirakan masih berada di zona negatif. Para pelaku pasar merespons
rilis naiknya factory orders di AS, dan akan mengalihkan dana
mereka ke dolar AS. Pelaku pasar juga wait and see terhadap rilis
data-data ketenagakerjaan yang akan dirilis lebih awal sehari, sebelum
libur kemerdekaan AS.
Selain itu, laju pelemahan euro pun ikut
berimbas pada penurunan rupiah. Pasalnya, sentimen turunnya obligasi
Portugis karena mundurnya dua menteri penting, serta naiknya borrowing cost Italia dan Spanyol yang memunculkan spekulasi krisis zona biru semakin parah.
Di sisi lain, menguatnya dolar Australia,
karena naiknya neraca perdagangan, masih memberikan sentimen positif
dari langkah Reserve Bank of Australia (RBA) yang masih mempertahankan
tingkat suku bunganya di level 2,75 persen, dan outlook positif
atas ekonomi Australia. Tetapi, laju pelemahan Rupiah tertahan oleh
sentimen menguatnya AUD setelah rilis naiknya neraca perdagangan
Australia.
Pada perdagangan kemarin, kurs referensi
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada di Rp 9.941 per USD,
dengan kisaran perdagangan Rp 9.891-Rp 9.991 per USD. Sementara,
Bloomberg mencatat rupiah di Rp 9.978 per USD, dengan pergerakan harian
di kisaran USD 9.935-USD 10.040 per USD. [geng]
Sugeng Riyadi 04 Jul, 2013
-
Source: http://financeroll.co.id/news/