Advertise

 
Tuesday 2 July 2013

Sentimen Internal Muncul Bervariasi, Pasar Domestik Melambat

0 komentar






Sentimen  Internal Muncul Bervariasi, Pasar Domestik MelambatFinanceroll - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan  (IHSG)  melemah tapi rupiah masih stagnan. Pasar merespons variatifnya data-data ekonomi yang dirilis di dalam negeri.  Stagnannya penutupan rupiah awal pekan ini salah satunya dipicu oleh rilis inflasi Indonesia untuk Juni 2013 yang angknya di bawah estimasi.  Nilai  rupiah bergerak datar setelah adanya rilis data inflasi yang ternyata turun ke bawah estimasi.

Inflasi tahunan di level 5,90% dari prediksi 6,10%. Inflasi bulan Juni juga turun ke bawah estimasi 1,20% menjadi 1%.  Sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya Rp 9.919 setelah mencapai level terlemahnya Rp 9.935 dari posisi pembukaan  Rp 9.925 per dolar AS.  Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (1/7) ditutup bergeming di  Rp 9.920-9.935 dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Begitu juga dengan pertumbuhan ekspor Indonesia yang membaik menjadi -4,49%, atau lebih rendah dari prediksi -9,60%. Di sisi lain, Indeks Manufaktur PMI Indonesia versi HSBC dirilis 51 atau menurun dari sebelumnya 51,6.  Variatifnya data-data fundamental Indonesia menyebabkan rupiah tidak bergerak banyak dan berakhir stagnan.

Pada saat yang sama,  data-data yang dirilis di Jepang dan Eropa cukup positif sehingga seharusnya bisa memperkuat rupiah.  Sebab, data-data Jepang dan Eropa itu menopang rally mata uang non-dolar AS untuk hari pertama pekan ini.  Data Indeks Sentimen Tankan di sektor manufaktur PMI Jepang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Dari Eropa juga data-data yang dirilis menunjukkan perbaikan perlahan pada ekonomi kawasan Eropa.

Hanya saja, data China menunjukkan perlambatan aktivitas manufaktur. Indeks manufaktur versi HSBC di level 48,2 dibandingkan sebelumnya 48,3.  Sedangkan indeks manufaktur versi pemerintah China dirilis di level 50,1 atau lebih rendah dari publikasi sebelumnya 50,8.  Akibatnya, dolar AS sebenarnya melemah. Negatifnya data China seharusnya bisa diimbangi oleh positifnya data Jepang dan Eropa.  Tapi, karena data dalam negeri masih variatif menyebabkan penguatan rupiah jadi terbatas dan berakhir stagnan.

Akhirnya,  dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama tapi stagnan terhadap euro.  Indeks dolar AS melemah 0,12% ke 83,27 dari sebelumnya 83,41.  Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan stagnan di level USD 1,3050 per euro.

Dari bursa saham, di bursa regional tidak terlihat adanya masalah.  Dow Jones Futures plus.  Strait Times juga masih running jauh di atas support 3.138. Tidak terlihat adanya signal negatif.  IHSG sore kemarin malah sudah mengayun lumayan dalam.  IHSG yang tadinya dekat level tertingginya, malah menguji level terendahnya di sekitar support 4.740–4.770 lagi.  Pada perdagangan Senin (1/7)  IHSG ditutup melemah 41,44 poin (0,86%) ke posisi 4.777,452. Intraday terendah 4.747,975 dan tertinggi 4.815,725. Investor asing kembali net sell hingga Rp 301,3 miliar. [geng]
Sugeng Riyadi 02 Jul, 2013

-
Source: http://financeroll.co.id/news/78129/sentimen-internal-muncul-bervariasi-pasar-domestik-melambat





Silahkan Berkomentar

 
NMForex © 2011 Main Blogger & Blogger Template & Blogging Stuff

Partner your sharing, education, business, and financial investment