Financeroll - Emiten yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tahun ini menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga 500 juta dolar AS atau hampir Rp 5 triliun, untuk investasi infrastruktur distribusi gas termasuk terminal LNG yang kedua di Lampung. Saat ini, perseroan fokus untuk pengembangan infrastruktur, guna menguatkan bisnis intinya, yakni penyalur gas domestik. Demikian disampaikan Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGAS, M Wahid Sutopo, di Jakarta, Rabu (26/6).
Menurut Wahid, sejauh ini bisnis distribusi gas di dalam negeri masih sangat menarik dan PGN mampu bersaing pada harga yang kompetitif. harga rata-rata gas PGN ke konsumen, saat ini sebesar 9,6 dolar AS per MMBTU. Harga gas PGN ini lebih murah dibanding elpiji untuk rumah tangga yang mencapai 10,5 dolar AS per MMBTU, dan elpiji industri yang mencapai 12,16 dolar AS per MMBTU. Harga gas internasional saat ini pun sekitar 25,30 dolar AS per MMBTU.
Meski demikian, agar tugas PGN menyalurkan gas ke seluruh wilayah Nusantara berjalan efektif, kata Wahid, dibutuhkan dukungan regulasi dari pemerintah. Pertama, regulasi dalam penggunaan lahan untuk pembangunan infrastruktur. Sejauh ini pembangunan infrastruktur penyaluran gas oleh PGN, belum dimasukkan kategori kepentingan umum. Kedua, PGN membutuhkan dukungan regulasi dalam menetapkan toll fee (biaya distribusi). Ketiga, PGN membutuhkan dukungan regulasi dalam hal prioritas pasokan gas dari produsen di hulu.
Menurut Wahid, sejauh ini bisnis distribusi gas di dalam negeri masih sangat menarik dan PGN mampu bersaing pada harga yang kompetitif. harga rata-rata gas PGN ke konsumen, saat ini sebesar 9,6 dolar AS per MMBTU. Harga gas PGN ini lebih murah dibanding elpiji untuk rumah tangga yang mencapai 10,5 dolar AS per MMBTU, dan elpiji industri yang mencapai 12,16 dolar AS per MMBTU. Harga gas internasional saat ini pun sekitar 25,30 dolar AS per MMBTU.
Meski demikian, agar tugas PGN menyalurkan gas ke seluruh wilayah Nusantara berjalan efektif, kata Wahid, dibutuhkan dukungan regulasi dari pemerintah. Pertama, regulasi dalam penggunaan lahan untuk pembangunan infrastruktur. Sejauh ini pembangunan infrastruktur penyaluran gas oleh PGN, belum dimasukkan kategori kepentingan umum. Kedua, PGN membutuhkan dukungan regulasi dalam menetapkan toll fee (biaya distribusi). Ketiga, PGN membutuhkan dukungan regulasi dalam hal prioritas pasokan gas dari produsen di hulu.
Di sisi lain, untuk bisnis hulu, menurut Wahid, saat ini PGN memegang Participating Interest (PI) atas tiga blok gas di dalam negeri. Yakni Blok Bangkinai di Kalimantan Timur, dan dua blok di Jawa Timur yaitu Blok Ketapang dan Ujung Pangkah. Di tiga blok itu, PGN hanya memegang PI, sedangkan operatornya perusahaan lain.
Saat ini PGN telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM), diantaranya tenaga ahli geologi dan geofisika yang turut serta dalam pengelolaan tiga blok tersebut. Sehingga ketika nantinya PGN masuk menjadi operator, sumber daya manusianya sudah siap. [geng]
Sugeng Riyadi 27 Jun, 2013 Saat ini PGN telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM), diantaranya tenaga ahli geologi dan geofisika yang turut serta dalam pengelolaan tiga blok tersebut. Sehingga ketika nantinya PGN masuk menjadi operator, sumber daya manusianya sudah siap. [geng]
-
Source: http://financeroll.co.id/news/77805/kembangkan-infrastruktur-distribusi-gas-pgn-siapkan-belanja-modal-hingga-usd-500-juta