Financeroll - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (26/6) diprediksi menguat seiring ekspektasi masuknya Jamsostek ke bursa saham.
Potensi penguatan rupiah hari ini salah satunya seiring ekspektasi pasar atas masuknya dana pensiun senilai Rp 144,2 trilun ke bursa saham. Dengan kejatuhan harga saham akhir-akhir ini, membuat petinggi Jamsostek tertarik untuk memborong saham.
Jamsostek merupakan dana pensiun terbesar di Indonesia untuk masuk ke bursa lokal. Ini juga seharusnya bisa menambah optimisme para manajer investasi. Sebab, masuknya Jamsostek bisa untuk jangka panjang bukan hot money yang bersifat jangka pendek. Pasar sekarang tinggal menunggu realisasinya. Karena itu, rupiah berpeluang rebound dan akan coba menguji level Rp 9.860 dan kalaupun melemah sudah terbatas di kisaran level Rp 9.935 per dolar AS.
Dari eksternal, seiring minimnya data ekonomi penting yang dirilis Rabu ini, pasar akan merespons data consumer confidence dan laporan sektor perumahan AS yang angkanya sudah diprediksi masih stabil pada angka yang positif sehingga bisa memperkuat dolar AS.
Selain itu, consumer confidence AS sudah diprediksi stagnan di level 76,2. Tapi, data New Home Sales sudah diprediksi naik ke 462 ribu dari publikasi sebelumnya 454 ribu. Begitu juga dengan indeks manufaktur kawasan Richmond yang membaik ke posisi 0 dari sebelumnya -2. Jika melihat intervensi verbal dari petinggi The Fed, seharusnya bisa memberikan rebound sementara untuk pasar aset berisiko termasuk rupiah.
Kondisi itu, bisa memicu penguatan rupiah sebagai mata uang yang berimbal hasil tinggi. Kurs rupiah mendapat keuntungan saat para investor melakukan profit taking pada mata uang dolar AS yang merupakan save haven. Saat ini rupiah semakin terkait erat dengan sentimen China dan permintaan komoditas regional yang juga lebih banyak dipengaruhi oleh China. Meski gejolak kredit China sedikit diredam oleh komentar People's Bank of China (PBoC) selanjutnya pasar perlu melihat bagaimana reaksi para investor dalam beberapa hari ke depan.
Jika memang risiko krisis likuiditas China hanya bersifat jangka pendek seperti yang dijelaskan PBoC, tentu bisa mengembalikan keyakinan para investor terhadap laju pemulihan ekonomi China dan terhindar dari risiko hard landing atau perlambatan ekonomi yang lebih tajam dibandingkan estimasi. Sebab, jika terjadi kenaikan suku bunga kredit, berbagai bisnis sulit melakukan ekspansi sehingga ekonomi berisiko mengalami hard landing. Sebagai informasi, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (24/6) ditutup stagnan di level Rp 9.925-9.935. [geng]
Hendi Suhendi 26 Jun, 2013 Jamsostek merupakan dana pensiun terbesar di Indonesia untuk masuk ke bursa lokal. Ini juga seharusnya bisa menambah optimisme para manajer investasi. Sebab, masuknya Jamsostek bisa untuk jangka panjang bukan hot money yang bersifat jangka pendek. Pasar sekarang tinggal menunggu realisasinya. Karena itu, rupiah berpeluang rebound dan akan coba menguji level Rp 9.860 dan kalaupun melemah sudah terbatas di kisaran level Rp 9.935 per dolar AS.
Dari eksternal, seiring minimnya data ekonomi penting yang dirilis Rabu ini, pasar akan merespons data consumer confidence dan laporan sektor perumahan AS yang angkanya sudah diprediksi masih stabil pada angka yang positif sehingga bisa memperkuat dolar AS.
Selain itu, consumer confidence AS sudah diprediksi stagnan di level 76,2. Tapi, data New Home Sales sudah diprediksi naik ke 462 ribu dari publikasi sebelumnya 454 ribu. Begitu juga dengan indeks manufaktur kawasan Richmond yang membaik ke posisi 0 dari sebelumnya -2. Jika melihat intervensi verbal dari petinggi The Fed, seharusnya bisa memberikan rebound sementara untuk pasar aset berisiko termasuk rupiah.
Kondisi itu, bisa memicu penguatan rupiah sebagai mata uang yang berimbal hasil tinggi. Kurs rupiah mendapat keuntungan saat para investor melakukan profit taking pada mata uang dolar AS yang merupakan save haven. Saat ini rupiah semakin terkait erat dengan sentimen China dan permintaan komoditas regional yang juga lebih banyak dipengaruhi oleh China. Meski gejolak kredit China sedikit diredam oleh komentar People's Bank of China (PBoC) selanjutnya pasar perlu melihat bagaimana reaksi para investor dalam beberapa hari ke depan.
Jika memang risiko krisis likuiditas China hanya bersifat jangka pendek seperti yang dijelaskan PBoC, tentu bisa mengembalikan keyakinan para investor terhadap laju pemulihan ekonomi China dan terhindar dari risiko hard landing atau perlambatan ekonomi yang lebih tajam dibandingkan estimasi. Sebab, jika terjadi kenaikan suku bunga kredit, berbagai bisnis sulit melakukan ekspansi sehingga ekonomi berisiko mengalami hard landing. Sebagai informasi, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (24/6) ditutup stagnan di level Rp 9.925-9.935. [geng]
-
Source: http://financeroll.co.id/news/77665/dana-pensiun-masuk-bursa-rupiah-diharapkan-menguat