Advertise

 
Saturday 29 June 2013

Nantikan Rilis Data Inflasi, Pasar Domestik Masih Bergerak Variatif

0 komentar






Nantikan Rilis Data inflasi, Pasar Domestik Masih Bergerak VariatifFinanceroll - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam tapi rupiah justru stagnan. Padahal, semua pelaku pasar sama-sama menanti rilis inflasi Juni 2013 awal pekan depan.  Stagnannya penutupan rupiah akhir pekan ini salah satunya dipicu oleh sebagian besar pelaku pasar yang masih bersikap wait and see jelang rilis data ekonomi penting di Tanah Air awal pekan depan, Senin (1/7).

Antara lain, inflasi, pertumbuhan ekspor, dan indeks manufaktur PMI Indonesia. Sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 9.915 dengan level terlemah Rp 9.925 dari posisi pembukaan di level terkuatnya itu terhadap dolar AS.   Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (28/6) ditutup stagnan di  Rp 9.920-9.930 dibandingkan posisi kemarin.  Inflasi Juni 2013 secara tahunan diprediksi naik dari 5,47% menjadi 6,10%.  Sedangkan inflasi bulanan, Juni 2013 diprediksi naik dari -0,03% menjadi 1,20%.
Selain itu,  pasar juga menanti laporan pertumbuhan ekspor tahunan yang diprediksi merosot dari -9,11% jadi -9,60.  Secara umum, data-data tersebut jadi sentimen negatif bagi rupiah.  Sebab, pertumbuhan ekspor yang lemah menandakan laju pertumbuhan ekonomi yang masih lemah. Sementara itu, inflasi malah meningkat yang sangat tidak disukai oleh para investor.
Meski demikian,  rupiah tidak melemah karena pasar bersikap wait and see. Dari eksternal, sentimen masih variatif di mana dolar AS cenderung stabil yang ditunjukan dengan indeks dolar AS yang mendatar 0,0%.  Dari China, pasar juga menanti awal pekan depan saat akan dirilis data indeks manufaktur China.  Kurs rupiah seharusnya tertekan karena faktor penguatan dolar AS terhadap dolar Australia dan yen Jepang. Tapi, karena pasar bersikap menanti rupiah akhirnya hanya stagnan.
Akhirnya, dolar AS ditutup stagnan terhadap mayoritas mata uang utama tapi melemah terhadap euro.  Dolar AS menguat terhadap yen Jepang dan dolar AS Australia.  Indeks dolar AS stagnan di posisi 83,16.  Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan melemah ke USD 1,3071 dari sebelumnya USD 1,3037 per euro.
Dari bursa saham, pada perdagangan Jumat (28/6)  IHSG   ditutup menguat 143,15 poin (3,06%) ke posisi 4.818,895. Intraday tertinggi mencapai 4.818,895 dan terendah 4.721,576. Investor asing mengalami net buy sebesar Rp 486,7 miliar.  Volume perdagangan mencapai 4,5 miliar saham senilai Rp 6,4 triliun. Sebanyak 155 saham menguat, 111 saham melemah dan 102 saham stagnan. IHSG melonjak menjelang penutupan bahkan menembus level 4.800. Level tertinggi hari ini di 4.818,90 dan terendah di 4.721,58.
Penguatan tertinggi terjadi pada saham sektor manufaktur hingga 3,8 persen disusul saham sektor aneka industri 3,6 persen. Semua sektor mengalami penguatan yang terendah terjadi pada saham sektor perkebunan 0,6%. Untuk indeks LQ45 menguat 2,2 persen, indeks JII naik 2,3 persen, indeks ISSI naik 1,6%, indeks SMinfra18 menguat 1,6 persen, IDX30 naik 2,3 persen. [geng]
Sugeng Riyadi 29 Jun, 2013

-
Source: http://financeroll.co.id/news/77961/nantikan-rilis-data-inflasi-pasar-domestik-masih-bergerak-variatif





Silahkan Berkomentar

 
NMForex © 2011 Main Blogger & Blogger Template & Blogging Stuff

Partner your sharing, education, business, and financial investment